Senin, 15 Februari 2016

Pantai Batu Ceper Tarahan Lampung Selatan



   Karena kesibukan diproject yang tidak bisa diganggu gugat, seperti surat Keppres jaman orde baru siapapun tidak bisa merubahnya. Jangankan merubahnya mengkritisi tujuan dan hikmah Keppres itu dikeluarkan pun sudah termasuk dalam hal makar terhadap negara dan akibatnya adalah pemberdayaan di lembaga pemberdayaan masyarakat, suatu kata yang indah.

pantai batu ceper tarahan

pembuatan perangkap ikan oleh warga



    Maka hari sabtu ini saya tekadkan dengan penuh semangat untuk menjelajahi sisi pantai di tarahan lampung selatan, perjalanan dimulai dari PLTU Sebalang saya dengan sebuah motor yang bukan didesain untuk endurance menusuri jalan tepi pantai ke arah tenggara, melewati jalan makadam, aspal berlubang-lubang dalam hati saya bertekad takkan kuhentikan laju motor ini jika belum menemui jalan setapak berliku dan motor ini sudah tidak mampu menahan berat cobaan kehidupan dengan membawa badan kedua penumpang. Sekitar 20 menit motor kami melaju, menderu, menembus tembok hedonisme modern mencari sebuah tempat jauh nan sepi dimana kami bisa bisa protes sesuka hati akan kegagalan Pemerintah dalam hal pembangunan ahlak  dan budi pekerti dedek dedek gemes pemakai hotpants yang selalu membuat kami mabuk kepayang dan jika kami lihat pahanya mereka selalu menghardik “kalau punya mata dijaga Mas”

   Maka kami mendapati tumpukan batu ditepi pantai yang sekiranya bisa kami duduki dengan sukarela tanpa harus mengikuti pemungutan suara seperti bapak-ibu  yang terhormat nun jauh disana, tak banyak yang bisa kami lakukan selain melepas penat , membakar rokok durjana yang selalu menjadi kambing hitam akan impotensi, kanker, gangguan kehamilan dan janin (padahal secara biologis kami sebagai lelaki tidak mungkin secara fitrah untuk hamil) sebagai bentuk protes keras kami kepada para produsen rokok



kumpulan rumput laut
   Maka biar kekinian kami seperti pemuda pemudi harapan bangsa yang lain kami selfie selfie bentar sebagai bukti kalau #kami sudah kesini lhooooo atau # jangan dirumah aja brooo, indonesia itu indah lho brooo. Masyaallah sebagai orang project yang kagak pernah jalan-jalan karena schedule kerjaan yang sangat tidak manusiawi kami sering sakit hati diejek seperti itu.  Tapi ironis juga kami selama 1 tahun ini cuma dapat cuti 8-9  hari dirumah per 3 bulan, maka jika dhitung secara komulatif kami berada dirumah hanya 1 bulan selama setahun ini  selebihnya diluar pulau jawa.  Sebuah keadaan yang ironis. Kita tidak pernah keluar rumah selain diproject untuk kerja tapi sekaligus juga  kita tidak pernah dirumah untuk sekedar tidur, bermain bersama keluarga. Bersyukurlah kalian wahai bapak-bapak yang bisa bekerja sekaligus menemani keluarga dirumah tiap hari. 


si tua sais pedati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar