Karena kesibukan diproject yang tidak bisa diganggu gugat,
seperti surat Keppres jaman orde baru siapapun tidak bisa merubahnya. Jangankan
merubahnya mengkritisi tujuan dan hikmah Keppres itu dikeluarkan pun sudah
termasuk dalam hal makar terhadap negara dan akibatnya adalah pemberdayaan di
lembaga pemberdayaan masyarakat, suatu kata yang indah.
pantai batu ceper tarahan |
Maka hari sabtu ini saya tekadkan dengan penuh semangat
untuk menjelajahi sisi pantai di tarahan lampung selatan, perjalanan dimulai
dari PLTU Sebalang saya dengan sebuah motor yang bukan didesain untuk endurance
menusuri jalan tepi pantai ke arah tenggara, melewati jalan makadam, aspal
berlubang-lubang dalam hati saya bertekad takkan kuhentikan laju motor ini jika
belum menemui jalan setapak berliku dan motor ini sudah tidak mampu menahan
berat cobaan kehidupan dengan membawa badan kedua penumpang. Sekitar 20 menit
motor kami melaju, menderu, menembus tembok hedonisme modern mencari sebuah
tempat jauh nan sepi dimana kami bisa bisa protes sesuka hati akan kegagalan
Pemerintah dalam hal pembangunan ahlak dan budi pekerti dedek dedek gemes pemakai
hotpants yang selalu membuat kami mabuk kepayang dan jika kami lihat pahanya
mereka selalu menghardik “kalau punya mata dijaga Mas”
Maka kami mendapati tumpukan batu ditepi pantai yang
sekiranya bisa kami duduki dengan sukarela tanpa harus mengikuti pemungutan
suara seperti bapak-ibu yang terhormat
nun jauh disana, tak banyak yang bisa kami lakukan selain melepas penat , membakar
rokok durjana yang selalu menjadi kambing hitam akan impotensi, kanker,
gangguan kehamilan dan janin (padahal secara biologis kami sebagai lelaki tidak
mungkin secara fitrah untuk hamil) sebagai bentuk protes keras kami kepada para
produsen rokok
kumpulan rumput laut |
Maka biar kekinian kami seperti pemuda pemudi harapan bangsa
yang lain kami selfie selfie bentar sebagai bukti kalau #kami sudah kesini
lhooooo atau # jangan dirumah aja brooo, indonesia itu indah lho brooo.
Masyaallah sebagai orang project yang kagak pernah jalan-jalan karena schedule
kerjaan yang sangat tidak manusiawi kami sering sakit hati diejek seperti
itu. Tapi ironis juga kami selama 1
tahun ini cuma dapat cuti 8-9 hari
dirumah per 3 bulan, maka jika dhitung secara komulatif kami berada dirumah
hanya 1 bulan selama setahun ini
selebihnya diluar pulau jawa. Sebuah
keadaan yang ironis. Kita tidak pernah keluar rumah selain diproject untuk
kerja tapi sekaligus juga kita tidak
pernah dirumah untuk sekedar tidur, bermain bersama keluarga. Bersyukurlah
kalian wahai bapak-bapak yang bisa bekerja sekaligus menemani keluarga dirumah
tiap hari.
si tua sais pedati |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar