Selasa, 19 April 2016

Teluk Kiluan Lampung "Dolphin Bay"

   Assalamualaikum. wr. wb. Every Journey must begin with one small step. itu adalah slogan yang selalu ku pakai dalam hidup, tak ada perjalanan panjang yang tak dilalui dengan sebuah langkah kecil. dan malam minggu kemarin yang seyogya nya mau kita lalui dengan mabuk-mabukan biar seperti anak muda masa kini harus kandas karena ada perubahan rencana untuk melihat lumba - lumba diteluk kiluan yang konon merupakan koloni Lumba - lumba terbesar di asia tenggara "saya juga baru tahu kalau mamalia ini berkoloni kayak semut"
   Jam 1 malam dengan keadaan separoh sadar, bukan karena kita mabuk-mabukan, tetapi karena ngantuk kita mulai perjalanan, habis naik mobil pun saya langsung tidur lagi, ditengah perjalanan aku terbangun, terhenyak, kaget, kita di negeri mana ini, setelah mendengar teman-teman ngobrol tentang arah tujuan aku baru sadar Fix "Kita Tersesat Dijalan Yang Bernama Kehidupan". kita tersesat dikecamatan Padang Cermin, usut punya usut tadi dijalan teman saya sebut saja "Herlino" bertanya tentang arah tujuan ke beberapa bapak-bapak yang sedang nongkrong di dekat pertigaan padang cermin, mereka bilang belok kanan lurus, sampai ketemu "BANK BRI BELOK KIRI" akhirnya ketemu juga Bank BRI tersebut dan akhirnya kita belok kiri, jauh kita melewati jalan berliku dan timbul keraguan apakah ini arah jalan yang betul, apakah ini jalan yang di Ridhoi ALLAH SWT.
   Akhirnya diputuskan kita harus kembali bertanya, syukur alhamdulillah ada bapak-bapak yang kelihatannya habis dari kebun entah panen tumbuhan apa bisa kita stop dan tanya arah tujuan. beliau yang sangat baik itu langsung berkata. kalau tujuannya ke teluk kiluan lihat lumba-lumba berarti kita salah jalur, harusnya dipertigaan padang cermin tadi kita belok kiri bukan belok kanan. darrrrrrrr hatiku panas, membara, kurang ajar kita telah ditipu bapak-bapak yang kita tanya pertama tadi hanya satu tujuan hidupku saat itu, harus kubunuh mereka.
   Selain punya tujuan membunuh bapak-bapak yang menyesatkkan tadi sebenarnya aku juga ingin mencari siapa penulis majalah dipesawat yang bilang jalan ke teluk kiluan itu mulus, lancar jaya. percayalah saudara - saudara itu BOHONG, jalan kesana berlubang kanan kiri, disinilah bisa kita lihat dan rasakan ketimpangan pembangunan dinegeri ini.
  Jam 5 Pagi kita sampai di Teluk Kiluan dipenginapan DIO

pagi hari diteluk kiluan



Herlino


    Sejujurnya saya tidak terlalu suka berpetualang yang harus naik perahu, karena secara fitrah hidup manusia itu berada didarat, bukan dilautan. seumpama Allah mengharap kita hidup dilautan pastinya kita diberi insang paling tidak sepasang di belakang telinga atau entah dimana. tapi demi teman - teman dan saya kalah voting secara demokratis saya mau tidak mau harus tumakninah mengikuti.


Para Pejantan Tambun siap beraksi
entah kenapa mereka bisa tersenyum dikala hatiku terus bertakbir


Lumba-lumba saja berpasangan masak kalian tetap sendirian MBLO
   sehabis lihat lumba - lumba yang entah kenapa pintar banget berenang, tapi karena manusia yang terlalu membedakan spesies ciptakan tuhan, mereka tak boleh mengikuti cabang olahraga renang di Olimpiade, kita menuju pulau kepala kata bapak yang mengantar kita.



sampailah kita dipulau kelapa





alhamdulillah saya bisa lihat ikan pesut juga disini
   Sehabis dari pulau kelapa kita kembali ke penginapan dio karena rencananya kita akan ke batu candi disebelah barat pantai

pemancing ikan dibatu candi


Hail Hydraaa
Batu Candi

dengan menaikan sedikit settingan EV di kamera

pulau kelapa jika dilihat dari batu candi
   dengan biaya 100rb perkepala untuk melihat lumba - lumba dan ditunggui saat bermain dipulau kelapa saya kira cukup murah dibanding kita harus berenang ke samudera hindia.
wasalamualaikum. wr. wb

Senin, 15 Februari 2016

Pantai Batu Ceper Tarahan Lampung Selatan



   Karena kesibukan diproject yang tidak bisa diganggu gugat, seperti surat Keppres jaman orde baru siapapun tidak bisa merubahnya. Jangankan merubahnya mengkritisi tujuan dan hikmah Keppres itu dikeluarkan pun sudah termasuk dalam hal makar terhadap negara dan akibatnya adalah pemberdayaan di lembaga pemberdayaan masyarakat, suatu kata yang indah.

pantai batu ceper tarahan

pembuatan perangkap ikan oleh warga



    Maka hari sabtu ini saya tekadkan dengan penuh semangat untuk menjelajahi sisi pantai di tarahan lampung selatan, perjalanan dimulai dari PLTU Sebalang saya dengan sebuah motor yang bukan didesain untuk endurance menusuri jalan tepi pantai ke arah tenggara, melewati jalan makadam, aspal berlubang-lubang dalam hati saya bertekad takkan kuhentikan laju motor ini jika belum menemui jalan setapak berliku dan motor ini sudah tidak mampu menahan berat cobaan kehidupan dengan membawa badan kedua penumpang. Sekitar 20 menit motor kami melaju, menderu, menembus tembok hedonisme modern mencari sebuah tempat jauh nan sepi dimana kami bisa bisa protes sesuka hati akan kegagalan Pemerintah dalam hal pembangunan ahlak  dan budi pekerti dedek dedek gemes pemakai hotpants yang selalu membuat kami mabuk kepayang dan jika kami lihat pahanya mereka selalu menghardik “kalau punya mata dijaga Mas”

   Maka kami mendapati tumpukan batu ditepi pantai yang sekiranya bisa kami duduki dengan sukarela tanpa harus mengikuti pemungutan suara seperti bapak-ibu  yang terhormat nun jauh disana, tak banyak yang bisa kami lakukan selain melepas penat , membakar rokok durjana yang selalu menjadi kambing hitam akan impotensi, kanker, gangguan kehamilan dan janin (padahal secara biologis kami sebagai lelaki tidak mungkin secara fitrah untuk hamil) sebagai bentuk protes keras kami kepada para produsen rokok



kumpulan rumput laut
   Maka biar kekinian kami seperti pemuda pemudi harapan bangsa yang lain kami selfie selfie bentar sebagai bukti kalau #kami sudah kesini lhooooo atau # jangan dirumah aja brooo, indonesia itu indah lho brooo. Masyaallah sebagai orang project yang kagak pernah jalan-jalan karena schedule kerjaan yang sangat tidak manusiawi kami sering sakit hati diejek seperti itu.  Tapi ironis juga kami selama 1 tahun ini cuma dapat cuti 8-9  hari dirumah per 3 bulan, maka jika dhitung secara komulatif kami berada dirumah hanya 1 bulan selama setahun ini  selebihnya diluar pulau jawa.  Sebuah keadaan yang ironis. Kita tidak pernah keluar rumah selain diproject untuk kerja tapi sekaligus juga  kita tidak pernah dirumah untuk sekedar tidur, bermain bersama keluarga. Bersyukurlah kalian wahai bapak-bapak yang bisa bekerja sekaligus menemani keluarga dirumah tiap hari. 


si tua sais pedati

Kamis, 11 Februari 2016

Air Terjun Lembah Pelangi dan Bendungan Batutegi Kab. Tanggamus

  Bertepatan Imlek tahun 2016 ini yang katanya tahun monyet api, bayanganku monyet yang terbakar menjurus ke satu kisah ramayana yaitu anoman obong, apakah orang cina masih ada hubungan family dengan orang hindustan di India mungkin perlu ada riset lanjutan.
  sebagai remaja akhir pekan (tua) yang tinggal di Mess diperantuan dan ditinggal teman-teman yang lain cuti maka kita sepakat untuk silaturahmi ke Mess milik paman di daerah tanggamus, tepatnya di sekitar project geothermal panas bumi ulubelu.
  Malam sebelum imlek kita meluncur kesana bertiga dengan tujuan melarikan diri dari kejaran owner project, perjalanan dimulai dari tarahan-bandar lampung-kemiling-pesawaran-pringsewu, kelihatannya di kecamatan pulau panggung inilah terdapat minimart dan atm terakhir, lokasinya didepan polsek pulau panggung kalau tidak salah maklum saya lewatnya malam gelap gulita plus mati lampu saran saja jika ingin membeli keperluan belilah disini saja daripada kesusahan nantinya, seperti pepatah latin '' Victorya Amat Curam" (kemenangan pasti dimulai dari  perencanaan yang baik)
  Kondisi jalan disini sangat mengerikan kalau boleh dibilang, tulisan penunjuk arah dari PU menunjukan 20Km dengan asumsi berkendara 60km/jam maka perkiraan 20 menit sudah sampai di PGE ulubelu, tapi prediksi dan estimasi tidak berlaku disini. 20 Km perjalanan itu kita lalui 1 jam sendiri. semua beban berat kita tanggung, mulai dari jalan yang berlubang, lampu penerangan yang kurang, marka jalan yang minim, dan yang paling memprihatinkan adalah, jam 8 malam jalanan sudah mulai berkabut. seumpama dibegal pun saya akan bayar lebih para pembegal agar mau mengantar saya ke kampung terdekat, mohon sekiranya pihak pemkab memberikan kebijaksanaan pembangunan infrastruktur yg lebih ke daerah ini.
  Pagi hari disana sangat sejuk saya mulai aktifitas dengan jalan pagi menikmati suasana desa pagar alam, bersama orang-orang kontraktor project PGE Ulubelu mempersiapkan kendaraan untuk berangkat kerja.
Driver Offroad yang punya impian menjadi driver terhandal diperusahaan
 Acara pagi ini adalah mengunjungi air terjun lembah pelangi, jarak perjalanan dari desa pagar alam ke lembah pelangi tidak jauh saya rasa, sekitar 20menit perjalanan itu pun kita parkir dirumah penduduk karena jalan ke parkiran lembah pelangi sangat curam dan becek karena hujan mobil station av*a*n*sa yang kami tumpangi pasti selip. terima kasih pada bapak-bapak penduduk setempat yang mengingatkan.


jalan menuju lembah pelangi


dua mobil ini sampai menginap karena selip dan tidak bisa kembali pulang

Parkiran Lembah Pelangi
jalan setapak menuju lembah pelangi
  akses dari parkiran ke lembah pelangi hanya jalan setapak, ada beberapa dari tumpukan batu dan beberapa diberi handrail dari kayu bambu untuk pegangan yang dibuat oleh swadaya masyarakat, perjalanannya tidak jauh menurut saya sekitar 500m, tapi karena licin "ane kesana pas gerimis" jadi kaki berjalan pelan dan hati-hati ini malah membuat kaki lebih capek.

Perbuatan tercela ini akan saya usut pelaku yang menulis dengan steel marker ini "kemungkinan anak buah wanto"
Air Terjun Pelangi









 Air Terjun disini ada dua, kita sebut saja air terjun pelangi yang atas dan air terjun kembar yang bawah,


perjalanan ke air terjun kembar
tongkat panjang ini jadi saksi perjalanan kami

air terjun kembar pelangi














Disaat perjalanan pulang kami sempatkan mampir dibendungan Batutegi, berhubungan disana kami hanya 15 menit, karena keburu hujan dan baju ganti kami sudah habis karena kehujanan sejak pagi dilembah pelangi tidak banyak foto yang bisa saya ambil





trek lurus ini pas sebenarnya untuk drag 200 meter dan 400 meter
 Semoga pihak pihak pemerintah daerah bisa membangun infrastruktur yang lebih baik didaerah ini. amin.